Selasa, 01 Maret 2011

HL2

ULAMA BANGKA BELITUNG
DIDUKUNG GUBERNUR



Pangkalpinang, (18/2)


Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Eko Maulana Ali menyatakan dukungannya kepada para ulama, ustadz dan ustadzah sekaligus agar bersikap tidak ragu dalam memperjuangkan fastabiqul khoirot (berlomba dalam kebaikan) untuk memantapkan aqidah dan syariah Islam di tengah ummat sehingga Bangka Belitung menjadi daerah yang damai dan sejahtera.

“Saya memberikan semangat bahwa berjuanglah untuk fastabiqul khoirot. Jangan ragu-ragu, karena saya bersama Pemprov (Kepulauan Bangka Belitung) tidak akan membiarkan para ustadz, ustadzah dan para ulama berjalan sendiri-sendiri dalam memberikan jasa dan abdinya untuk masyarakat Babel,” tegas Eko Maulana ketika memberikan sambutan di hadapan ribuan ummat pada Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Salafiyyah Riyadhul Jannah Desa Kayu Besi, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Jum’at (18/2).

Dukungan itu disampaikannya untuk memotivasi para habib yang memberikan pendalaman aqidah (keyakinan agama) dan syariah dalam membina serta membangun masyarakat islami di Babel. Selain memberikan penghargaan yang tinggi, ia berharap akan muncul banyak habib untuk mencerahkan pemahaman ummat terhadap Islam.

“Saya sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat sehingga membuahkan hasil yang tidak hanya bisa kita nikmati sekarang tapi bisa mewariskan kepada generasi mendatang,” pintanya seraya mengajak ummat Islam bersama-sama meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan keikhlasan, memperbanyak kesyukuran sekaligus silaturrahmi antar ummat.

Sejalan dengan itu, pemerintah daerah juga mendukung dan akan membantu pembangunan keislaman di Babel, terutama pendirian tempat-tempat kegiatan keagamaan, sesuai dengan daya dukung dan ketentuan yang diberlakukan pemerintah. Di antaranya rencana pendirian Islamic Center sebagai tempat untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan ilmu keagamaan. Pembangunan tersebut, ingat Eko, hendaknya selalu mengedepankan niat luhur, musyawarah dan mufakat.

Gubernur juga menyinggung kepergiannya ke Jepang yang diundang perusahaan Mitsubishi untuk melihat perkembangan PLTN di  negeri tersebut bersama Bupati Bangka Barat dan Bupati Bangka Selatan. Keberadaan mereka di Jepang untuk melihat bagaimana membangun PLTN, permasalahan serta manfaat nuklir bagi kehidupan manusia.

Menurutnya, Jepang memiliki 58 unit PLTN dan akan membangun 10 unit reaktor nuklir kembali. Kepergian itu sendiri terkait rencana pemerintah untuk membangun dua unit PLTN di Bangka Barat dan Bangka Selatan.

Pada kegiatan yang dihadiri para pengasuh pondok pesantren, para ulama, Habieb Umar bin Alwi Assegaf, Habieb Muhammad Ridho bin Abdullah Assegaf, Forum SKPD Pemprov, Ketua KONI Babel, majlis taklim dan undangan lainnya, Gubernur Eko Maulana Ali menyerahkan bantuan berupa uang tunai kepada 12 majelis taklim.

Usai acara, Eko meninjau lokasi pembangunan majlis taklim di Desa Puding Besar sekaligus melakukan peletakan batu pertama. Sebelumnya menghadiri tabligh akbar, Eko menyempatkan diri sholat Jum’at berjamaah di masjid Desa Kimak, Kabupaten Bangka.

Kepemimpinan Nabi Muhammad


Dalam kesempatan selanjutnya, Ustadz Habieb Muhammad Ridho bin Abdullah Assegaf menyampaikan tausiyah agama. Alumni Pontren Darul Mustafa Hadramaut Yaman tersebut mengisahkan suri tauladan Rosulullah dalam perikehidupan dan interaksi sosialnya dengan masyarakat pada masa itu. Serta kisah pengabdian Annas bin Malik yang sejak kecil mengabdi sebagai pembantu Rosulullah.

“Masyarakat membutuhkan kepemimpinan sebagaimana sosok seorang Nabi Muhammad. Dan hari  ini, hati saya sangat terharu, bahwa di masa sekarang ternyata masih ada pejabat pemerintahan dan para habaib bersatu serta berjuang demi menegakkan syiar Islam,” katanya sambil mengajak agar ummat menjaga dan mengembangkan suri tauladan tersebut.

Di tengah-tengah acara, tiba-tiba seorang pemuda warga Solo, Jawa Tengah, Febri menaiki panggung dan menyatakan akan memeluk agama Islam.

Pembai’atan Febri sebagai muslim sekaligus menuntun ucapkan kalimah syahadat oleh Habieb Umar bin Alwi Assegaf disaksikan ribuan undangan. Menurut Febri, ia memeluk islam dengan kemauan sendiri. (humas)

HL2

Ide PLTN di Babel Bukan Kontroversial




Jakarta, (13/2)
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Eko Maulana Ali menegaskan, bergulirnya ide pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Babel bukanlah hal yang kontroversial. Melainkan perlunya sosialisasi pemerintah dan pihak terkait dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang keterbatasan listrik di daerah. Penegasan itu disampaikan Eko Maulana Ali menyusul munculnya sikap pro dan kontra di tengah masyarakat.

Menurut Eko, sangatlah wajar adanya pro-kontra terhadap suatu kebijakan yang akan dilakukan mengingat belum dilakukan sosialisasi kebijakan tersebut secara optimal.

Namun ia berharap masyarakat dapat memahami keterbatasan sumber energi nasional untuk pembangkit listrik yang selama ini hanya mengandalkan batu bara dan bahan bakar fosil. Di tengah keprihatinan karena keterbatasan ketersediaan kedua sumber energi nasional tersebut, potensi panas bumi di Indonesia dapat dimanfaatkan.

“Kita harus sama-sama mengakui kekurangan listrik di daerah, bahkan secara nasional. Babel sulit berkembang karena kekurangan listrik. Masa depan bangsa juga bergantung pada energi. Apapun (kebijakan) pasti ada pro dan kontra,” ungkap Eko ketika menjadi salah satu narasumber pada acara Selamat Pagi Nusantara di Studio 7 TVRI Pusat, Jakarta, Kamis 10 Februari 2011 dengan topik PLTN Solusi Krisis Listrik Nasional.

Oleh karenanya, perlu ada gagasan untuk mencari solusi dalam mengatasi krisis listrik, salah satunya melalui gagasan pembangunan PLTN.

Babel, menurutnya, akan dijadikan lokasi pembangunan tersebut karena sebagai daerah pertambangan diketahui Babel juga memiliki kandungan mineral radio  aktif seperti uranium yang bisa dimanfaatkan untuk sumber energi pembangkit listrik.

“Lalu kami gagas ide ini untuk listrik, dan kita usulkan ke Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
Kemudian ditindaklanjuti oleh BATAN melalui survei dan berbagai kajian ilmiah untuk membangun dua PLTN di Babel, yakni di Mentok, Bangka Barat sebesar 10 ribu megawatt dan di Permis, Bangka Selatan 600 megawatt. Kedua pembangkit ini diharapkan bisa mengatasi krisis listrik di Bangka Belitung,” urai Eko yang hadir bersama Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAn DR. Ir. Awiek Sarwiyana dan Tim Sosialisasi PLTN Wawan Purwanto.

Pemilihan dua lokasi tersebut berdasarkan hasil study BATAN sejak tahunn 2009. BATAN menilai Babel telah memenuhi 17 syarat untuk membangun PLTN, diantaranya kondisi tanah yang baik dan lokasi berada di dekat pantai. Struktur tanahnya dengan kedalaman 15 meter masih ada batu granit.

Dalam acara live on yang berlangsung sekitar 45 menit, Gubernur Babel Eko Maulana juga mengharapkan masyarakat dapat mendukung rencana pembangunan PLTN untuk kepentingan umum.

Selain akan dimanfaatkan untuk masyarakat Babel, PLTN ini juga bisa diinterkoneksikan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sumatera-Jawa. Dengan demikian, kata Eko, PLTN Babel bisa mengakomodir secara nasional.

“Kami sudah siap dengan sosialisasi, tinggal menunggu kebijakan pemerintah pusat,” pungkasnya seraya menambahkan pemanfaatan nuklir hendaknya tetap diintegrasikan dengan sumber energi lainnya.




Instalasi Limbah
Sementara Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Dr. Ir. Awiek Sarwiyana mengakui banyak sekali potensi panas bumi di Indonesia sehingga dapat dikembangkan dan dimanfaatkan minimal lima puluh persen dari ketersediaan yang ada. Ia mengajak semua pihak untuk segera menggunakan energi lain seperti nuklir dalam mengatasi krisis listrik secara nasional.

“Sudah saatnya kita memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, terutama nuklir. Pemakaian energi nuklir merupakan simbiosis sinergitik dan tidak akan mengkontaminasi pasokan listik ke konsumen,” terangnya.

Terkait keresahan masyarakat terhadap bahaya limbah nuklir, Awiek menyatakan dari 430 unit reaktor nuklir yang beroperasi di dunia, belum ada satupun instalasi untuk pembuangan limbah karena PLTN menghasilkan sangat sedikit limbah.

“Selama berpuluh-puluh tahun ini, belum ada negara yang memiliki instalasi pembuangan limbah nuklir PLTN karena minimnya kuantitas limbah. Sebagai contoh, dari PLTN dengan kapasitas 1000 megawatt, itu hanya menghasilkan limbah sebanyak tiga meter kubik setiap tahun,” tambahnya.

Ia juga memaparkan keunggulan pemanfaatan nuklir sebagai tenaga pembangkit listrik, antara lain kemampuan bertahan unit pembangkit mencapai 60 tahun. Selain itu, pengisian bahan bakar nuklir hanya memakan waktu 12 bulan hingga 18 bulan setiap kali pengisian.

“Perbandingannya dengan batu bara, 20 gram nuklir itu sama dengan 22,5  kwintal batu bara. Jadi sangat ekonomis,” kata Awiek.

Sedangkan Tim Sosialisasi PLTN Wawan Purwanto menyebutkan pemanfaatan nuklir sebagai pembangkit listrik digunakan oleh negara-negara maju di dunia seperti Amerika, Jepang, China. Dari sepuluh negara berpenduduk terbanyak, hanya Indonesia, Bangladesh dan Nigeria yang belum menggunakan nuklir.

“Kita bisa membayangkan, dengan jumlah penduduk kita yang cukup banyak maka kebutuhan energi akan lebih besar, sementara pasokannya tidak mencukupi. PLTN jadi solusi alternatif ke depan,” imbuhnya.

Menurutnya, BATAN sudah melakukan tiga reaktor nuklir percobaan di Jogja, Serpong dan Bandung. Ketiga reaktor percobaan tersebut sangat aman.

“Di Jogja misalnya, walaupun pernah terjadi gempa berkekuatan besar, tapi reaktor nuklir percobaan kita tetap aman,” kata Wawan.

Ditambahkan, pembangunan reaktor nuklir harus tetap mengacu pada ketentuan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) atau organisasi khusus PBB di bidang nuklir, salah satunya dengan sistem pengamanan lima lapis dan ketebalan dua meter.

Terhadap rencana pembangunan PLTN di Babel, BATAN bersama Pemprov Babel yang tergabung dalam Delegasi Nuklir Indonesia akan kembali meninjau sejumlah reaktor nuklir di Jepang dan sejumlah negara lainnya. Sebelumnya Gubernur Eko Maulana Ali juga sudah mengunjungi reaktor nuklir di Slovakia dan Slovenia serta berdialog dengan masyarakat setempat untuk mengetahui dampak positif dan negatif PLTN di kedua negara tersebut. (humas)

HL1

Eko Minta Pemkab/Pemkot Buka Diri



Pangkalpinang, (3/1)

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Eko Maulana Ali meminta jajaran pemerintah kabupaten dan kota di Bangka Belitung dapat membuka diri untuk lebih mensinergikan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Permintaan itu disampaikan Eko Maulana di sela-sela menghadiri Pesta Adat Rabu Kasan di Desa Air Nyatoh, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat, Rabu (2/1).
Pembangunan di Bangka Belitung, kata Eko, akan terselenggara dengan baik apabila pemerintah kabupaten, pemerintah kota dan pemerintah provinsi saling bekerja sama dan tidak menutup diri terhadap daerahnya masing-masing.

Melalui kerjasama itu, pemerintah di daerah dapat bersinergis untuk menyatukan program prioritas daerah, membahas pelbagai permasalahan yang terjadi di daerah, serta membantu terwujudnya tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Eko mengakui, pemerintah provinsi (pemprov) tidak bisa setiap saat memberi dukungan kepada pemerintah kabupaten maupun pemerintah kota karena semua itu tergantung kepada kepala daerahnya.

“Kalau kepala daerah kabupaten dan kota tidak membuka diri, gubernur juga tidak bisa mengunjungi daerah. Karena bupati maupun walikota memiliki wilayah dan daerah, sedangkan gubernur hanya punya wilayah,” terang Eko.

Ia juga berharap, kerjasama di masa mendatang dapat terjalin baik sehingga permasalahan yang terjadi di kabupaten dan kota dapat dicarikan solusi terbaik bersama pemprov. Namun Eko mengingatkan, pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi tidak akan bisa membangun tanpa dukungan masyarakat dan aparatur pemerintahan.

Gubernur juga menyinggung usia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mencapai dasawarsa. Selama sepuluh tahun Babel berdiri menjadi provinsi, paparnya, banyak dinamika pembangunan yang dirasakan masyarakat. Akan tetapi masih banyak pula yang belum merasa puas terhadap perkembangan Babel saat ini. Hal itu bisa dimaklumi karena keterbatasan kemampuan pemerintah di daerah dalam mengendalikan roda pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.

Oleh karenanya, kata Eko, modal membangun suatu bangsa atau suatu negeri tidak hanya karena kepintaran dan anggaran semata melainkan keyakinan spiritual dengan mengharapkan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di sisi lain, Babel sering memperoleh prestasi tingkat nasional seperti penghargaan di bidang pendidikan, keagamaan dan berbagai prestasi lainnya. Keberhasilan itu berkat kerjasama pemerintah provinsi, pemkab, pemkot dan masyarakat. Namun diakuinya, kondisi itu kurang diketahui masyarakat di daerah-daerah.

“Ke depan, mari kita teruskan kemajuan ini agar Babel lebih berhasil tidak hanya di daerah melainkan diakui secara nasional,” ajaknya persuasif dalam kegiatan yang dihadiri Bupati Bangka Barat Ustadz Zuhri, Anggota DPD Asal Babel Hj. Noerhari Astuti, S.Sos, Forum SKPD Pemprov Babel dan Pemkab Bangka Barat.

Pada kesempatan itu pula, Gubernur Eko Maulana Ali menyerahkan bantuan kepada warga kurang mampu, para janda, anak yatim-piatu serta penyandang cacat.

Sejak pagi, kehadiran Gubernur Eko Maulana Ali dan rombongan sudah dinantikan masyarakat. Bahkan warga berduyun-duyun berkumpul di lapangan sepakbola setempat menanti pendaratan helikopter yang membawa Eko Maulana beserta rombongan ke Desa Air Nyatoh. Usai turun dari helikopter, Eko yang didampingi istri dan pemangku adat Babel DR. Ibnu Hajar Emha disambut meriah oleh masyarakat dan dikalungi bungi seraya diarak menuju masjid Al-A’rof.

Usai memberikan tausiyah di Masjid Al-A’rof tersebut dan menjadi imam sholat Dzhuhur berjamaah, Eko Maulana beserta masyarakat menyantap hidangan “nganggung” dilanjutkan kunjungan ke Pantai Air Nyatoh untuk menghadiri kegiatan hiburan rakyat yang dihadiri ribuan massa dari berbagai pelosok Bangka Barat. (humas)